Pembukaan tahun baru bukan hal yang beruntung apalagi bahagia untuk aku. Dibuka dengan cek cok dengan Nyokap. Nyokap bilang aku iri dan dengki. Setelah tahun sebelumnya aku dibilang anak durhaka. Oh well, god take me away!
Here the story, and is all about money! :")
Setelah wisuda September kemarin, aku diminta untuk tidak (belum) boleh kerja. Bayangin aja hampir setengah tahun aku gak boleh cari uang sendiri!
Alasannya adalah untuk ngurus nyokap. Ngurusnya? Antar jemput kesana kemari. Ya okelah hitung-hitung cari pahala.
Namun makin kesini makin gundah. Aku sama sekali gak ada pemasukan. Pengeluaran? Jangan ditanya. Keuanganku udah mencapai limit. Buat modal scan berkas aja gak ada. Beli makanan kucing yang harusnya dari uang nyokap pun sering nombok pakai uang pribadiku. Kebutuhan lain seperti bensin dan pulsa pun masih sering pakai uang pribadi.
Pemasukan masih bergantung sama nyokap.Na'as nya nyokap gak setiap hari kasih uang sangu. Nyokap kasih uang sangu kalau kerja aja. Biasanya nyokap kasih uang 50-20rb/hari kerja. Hari libur nyokap atau saat nyokap dirumah gak akan dikasih uang sepeserpun. Jangankan minta uang sangu, mau jajan 10rb pun dimarahin.
((FYI, nyokap seorang pns yang gaji perbulannya bisa nyicil kredit mobil dan belanja online serta memberikan uang kondangan yang jumlahnya gak sedikit. Bayangin kalau kondangan sebulan lebih dari 3x. Well iam the one who screwed up))
Uang yang dikasih itu pun itu untuk makan. Ini hitungan kasar pengeluran :
Uang sangu : 50,000
Pilihan menu makan pagi-siang :
Bubur : 10,000 - 12,000
Mie ayam : 10,000 - 16,000
Soto ayam - Soto tangkar : 9,000 - 15,000
Nasi uduk : 7,000 - 12,000
Mie goreng (pagi) : 8,000
Warteg : 12,000 - 21,000
Susu kedelai, dll: 5,000 - 10,000
Rata-rata pengeluaran makan pagi-siang : 26,000 - 30,000
In case beli makanan warteg 21,000 untuk pagi dan siang jika dirumah ada nasi dan hanya bisa kalau dikasih 50, 000.
Jadi aku masih ada sisa uang 20rb. Uang sisa ini aku kumpulin untuk beli bensin kalau gak dikasih dan mepet, uang pulsa yang cuma beli sebulan sekali dan gak lebih dari 20rb (karena ada wifi dirumah).
Misal dalam sebulan kecuali sabtu-minggu aku dikasih 50rb dan sisa 20rb maka aku bisa nyisihin 440-460rb/ bulan. But, Oh god, wish i can collect that much!No! Gak setiap hari aku dikasih uang 50rb!
Iam still young. Aku ada keinginan untuk beli ini itu (dengan wajar). Setiap beli baju pun lebih sering pakai uang tabungan. Nyokap beliin baju paling pas mau lebaran aja. :"( Kalau mau minta dibeliin gak akan boleh, dimarahin sih iya.
Banyak yang seumuran aku setelah wisuda liburan kesana kemari, me? God knows how fucked up i am. Saat orang tua yang lainnya kasih hadiah, aku sama sekali gak dapet apa-apa. Oke lah. Aku mikirnya juga gak papa deh. Nanti dilampiasin saat udah kerja aja. Lagian nyokap udah bayarin uang kuliah. Tapi ya gini, malah gak boleh kerja. Darimana uang kudapat? Stress, depresi makin menjadi.
Hal yang paling bikin aku sedih adalah ketidak adilan antar saudara. Nyokap lebih sayang dan royal ke adik. DARI DULU!
Aku sama adik beda 4 tahun, tapi dari kecil sampai sekarang uang sangu disamakan. Adil? enggak adil. Kebutuhan aku lebih banyak, tapi nyokap kayak bodo amat, kecuali urgent dia masih mau kasih lebih. Itupun gak setiap urgent dia mau. Uang untuk kebutuhan skripsi aja lebih banyak pakai uangku. Aku masih tau diri. Kalau aku ada uang pasti aku pilih pakai uangku aja, karena nyokap udah bayar kuliah.
Sekarang, aku merasa semua masa" kuliaku itu bener-bener menderita kalau lihat adik. Adik lebih enak, kuliah dengan biaya 2,5x lipat dari biaya kuliah aku. Uang jajan pun lebih banyak kesisa karena kuliahnya gak jauh. Aku gak akan bahas perbandingan pengeluaran uang kuliah aku sama adek, karena itu bikin hati sesak kalau diingat.
Kalau adik minta ini itu lebih banyak diturutin. Aku? Boro-boro deh. Handphone yang sekarang udah jalan lebih dari 5tahun yang kalau ada orang telephone kadang masuk kadang enggak aja belum bisa diganti. Mau kumpulin uang beli handphone pun gak bisa.
Hal lain yang rasanya bikin mau bunuh diri aja adalah setiap kali aku minta uang ke nyokap, pasti nyokap selalu marah-marah dulu, bilang aku boros lah, beli yang macem-macem lah. Padahal aku yang paling hemat diantara mereka. Bayangin aja nyokap sekarang suka beli barang-barang via online shop. Ada masa hampir setiap hari ada paket datang. Dulu pas aku ada di posisi nyokap yang beli barang online dibilang pemborosan, barang online mahal (padahal sebaliknya), sekarang nyokap nelen ludah sendiri. Selalu bilang gak punya uang, tapi ada uang untuk beli barang-barang online. Nyokap sama adik pun kayak sekongkol kalau beli barang.
Aku bahkan bilang mau cari kerja aja biar aku gak usah minta-minta uang lagi ke nyokap, jawaban nyokap? "Yaudah sana cari kerja, kamu boleh cari kerja, tapi jangan sekarang. Tunggu mama sehat dulu". Bahkan aku mau ikut seminar pun gak boleh karena nyokap bilang gak ada uang. Kalau adik yang minta pasti dikasih. Aku takut setelah aku dibolehin nyari kerja nanti, aku bakal susah dapat kerja.
Rasanya tuh kayak- entahlah, sedih, marah, takut, kesal. Semua jadi satu. Berharap nyokap nge-trigger buat aku bisa bunuh diri. Yes this is so stupid. Tapi aku capek. Aku udah ngelakuin sebisa mungkin yang nyokap mau. Aku mungkin produk gagal. Kalian gak akan tau rasanya kalau gak ada di posisi aku. Mencoba berpikir postif? Yes i still do that! Kalau aku gak berpikir postif, sekarang aku gak ada di dunia ini. Aku selalu bilang ke diri sendiri kalau aku punya kesabaran unlimited, aku orang baik, aku masih percaya tuhan. Tapi apa yang kudapat? Hati yang gelap, sesak, sakit. Bahkan sekarang aku menjauhi media sosial karena aku gak suka ngeliat orang" bahagia. Terlalu sedih dan sesak ngeliatnya.
Makin hari aku pun makin menjauhi teman-teman. Aku gak mau dengerin cerita bahagia mereka. Aku bahkan merasa mereka gak benar-benar pay attention kalau aku berbicara.
Sekarang aku hanya punya kucing dan laptop yang masih setia menemani.
Tahun ini mungkin akan menjadi tahun terburuk atau sebaliknya (i wish). Aku juga akan mencoba share perasaan aku di sini. Aku cuma ingin lebih baik. Aku terkena depresi dan anxiety , aku cuma mau sembuh. Tapi lingkungan keluarga makin memperburuk. Jalan keluarnya adalah mendapat pekerjaan dan keluar dari rumah atau yang paling ekstrim dan penuh dosa, bunuh diri.
Here the story, and is all about money! :")
Setelah wisuda September kemarin, aku diminta untuk tidak (belum) boleh kerja. Bayangin aja hampir setengah tahun aku gak boleh cari uang sendiri!
Alasannya adalah untuk ngurus nyokap. Ngurusnya? Antar jemput kesana kemari. Ya okelah hitung-hitung cari pahala.
Namun makin kesini makin gundah. Aku sama sekali gak ada pemasukan. Pengeluaran? Jangan ditanya. Keuanganku udah mencapai limit. Buat modal scan berkas aja gak ada. Beli makanan kucing yang harusnya dari uang nyokap pun sering nombok pakai uang pribadiku. Kebutuhan lain seperti bensin dan pulsa pun masih sering pakai uang pribadi.
Pemasukan masih bergantung sama nyokap.Na'as nya nyokap gak setiap hari kasih uang sangu. Nyokap kasih uang sangu kalau kerja aja. Biasanya nyokap kasih uang 50-20rb/hari kerja. Hari libur nyokap atau saat nyokap dirumah gak akan dikasih uang sepeserpun. Jangankan minta uang sangu, mau jajan 10rb pun dimarahin.
((FYI, nyokap seorang pns yang gaji perbulannya bisa nyicil kredit mobil dan belanja online serta memberikan uang kondangan yang jumlahnya gak sedikit. Bayangin kalau kondangan sebulan lebih dari 3x. Well iam the one who screwed up))
Uang yang dikasih itu pun itu untuk makan. Ini hitungan kasar pengeluran :
Uang sangu : 50,000
Pilihan menu makan pagi-siang :
Bubur : 10,000 - 12,000
Mie ayam : 10,000 - 16,000
Soto ayam - Soto tangkar : 9,000 - 15,000
Nasi uduk : 7,000 - 12,000
Mie goreng (pagi) : 8,000
Warteg : 12,000 - 21,000
Susu kedelai, dll: 5,000 - 10,000
Rata-rata pengeluaran makan pagi-siang : 26,000 - 30,000
In case beli makanan warteg 21,000 untuk pagi dan siang jika dirumah ada nasi dan hanya bisa kalau dikasih 50, 000.
Jadi aku masih ada sisa uang 20rb. Uang sisa ini aku kumpulin untuk beli bensin kalau gak dikasih dan mepet, uang pulsa yang cuma beli sebulan sekali dan gak lebih dari 20rb (karena ada wifi dirumah).
Misal dalam sebulan kecuali sabtu-minggu aku dikasih 50rb dan sisa 20rb maka aku bisa nyisihin 440-460rb/ bulan. But, Oh god, wish i can collect that much!No! Gak setiap hari aku dikasih uang 50rb!
Iam still young. Aku ada keinginan untuk beli ini itu (dengan wajar). Setiap beli baju pun lebih sering pakai uang tabungan. Nyokap beliin baju paling pas mau lebaran aja. :"( Kalau mau minta dibeliin gak akan boleh, dimarahin sih iya.
Banyak yang seumuran aku setelah wisuda liburan kesana kemari, me? God knows how fucked up i am. Saat orang tua yang lainnya kasih hadiah, aku sama sekali gak dapet apa-apa. Oke lah. Aku mikirnya juga gak papa deh. Nanti dilampiasin saat udah kerja aja. Lagian nyokap udah bayarin uang kuliah. Tapi ya gini, malah gak boleh kerja. Darimana uang kudapat? Stress, depresi makin menjadi.
Hal yang paling bikin aku sedih adalah ketidak adilan antar saudara. Nyokap lebih sayang dan royal ke adik. DARI DULU!
Aku sama adik beda 4 tahun, tapi dari kecil sampai sekarang uang sangu disamakan. Adil? enggak adil. Kebutuhan aku lebih banyak, tapi nyokap kayak bodo amat, kecuali urgent dia masih mau kasih lebih. Itupun gak setiap urgent dia mau. Uang untuk kebutuhan skripsi aja lebih banyak pakai uangku. Aku masih tau diri. Kalau aku ada uang pasti aku pilih pakai uangku aja, karena nyokap udah bayar kuliah.
Sekarang, aku merasa semua masa" kuliaku itu bener-bener menderita kalau lihat adik. Adik lebih enak, kuliah dengan biaya 2,5x lipat dari biaya kuliah aku. Uang jajan pun lebih banyak kesisa karena kuliahnya gak jauh. Aku gak akan bahas perbandingan pengeluaran uang kuliah aku sama adek, karena itu bikin hati sesak kalau diingat.
Kalau adik minta ini itu lebih banyak diturutin. Aku? Boro-boro deh. Handphone yang sekarang udah jalan lebih dari 5tahun yang kalau ada orang telephone kadang masuk kadang enggak aja belum bisa diganti. Mau kumpulin uang beli handphone pun gak bisa.
Hal lain yang rasanya bikin mau bunuh diri aja adalah setiap kali aku minta uang ke nyokap, pasti nyokap selalu marah-marah dulu, bilang aku boros lah, beli yang macem-macem lah. Padahal aku yang paling hemat diantara mereka. Bayangin aja nyokap sekarang suka beli barang-barang via online shop. Ada masa hampir setiap hari ada paket datang. Dulu pas aku ada di posisi nyokap yang beli barang online dibilang pemborosan, barang online mahal (padahal sebaliknya), sekarang nyokap nelen ludah sendiri. Selalu bilang gak punya uang, tapi ada uang untuk beli barang-barang online. Nyokap sama adik pun kayak sekongkol kalau beli barang.
Aku bahkan bilang mau cari kerja aja biar aku gak usah minta-minta uang lagi ke nyokap, jawaban nyokap? "Yaudah sana cari kerja, kamu boleh cari kerja, tapi jangan sekarang. Tunggu mama sehat dulu". Bahkan aku mau ikut seminar pun gak boleh karena nyokap bilang gak ada uang. Kalau adik yang minta pasti dikasih. Aku takut setelah aku dibolehin nyari kerja nanti, aku bakal susah dapat kerja.
Rasanya tuh kayak- entahlah, sedih, marah, takut, kesal. Semua jadi satu. Berharap nyokap nge-trigger buat aku bisa bunuh diri. Yes this is so stupid. Tapi aku capek. Aku udah ngelakuin sebisa mungkin yang nyokap mau. Aku mungkin produk gagal. Kalian gak akan tau rasanya kalau gak ada di posisi aku. Mencoba berpikir postif? Yes i still do that! Kalau aku gak berpikir postif, sekarang aku gak ada di dunia ini. Aku selalu bilang ke diri sendiri kalau aku punya kesabaran unlimited, aku orang baik, aku masih percaya tuhan. Tapi apa yang kudapat? Hati yang gelap, sesak, sakit. Bahkan sekarang aku menjauhi media sosial karena aku gak suka ngeliat orang" bahagia. Terlalu sedih dan sesak ngeliatnya.
Makin hari aku pun makin menjauhi teman-teman. Aku gak mau dengerin cerita bahagia mereka. Aku bahkan merasa mereka gak benar-benar pay attention kalau aku berbicara.
Sekarang aku hanya punya kucing dan laptop yang masih setia menemani.
Tahun ini mungkin akan menjadi tahun terburuk atau sebaliknya (i wish). Aku juga akan mencoba share perasaan aku di sini. Aku cuma ingin lebih baik. Aku terkena depresi dan anxiety , aku cuma mau sembuh. Tapi lingkungan keluarga makin memperburuk. Jalan keluarnya adalah mendapat pekerjaan dan keluar dari rumah atau yang paling ekstrim dan penuh dosa, bunuh diri.
Mitski - Nobody
